Postingan

CERPEN

  KENANGAN DI SUMUR BIDADARI  Karya: Firyaal Qanitah  Jendela kayu yang terbuka mempersilakan angin masuk, mengibaskan rambut Rein yang ikal. Rein menghirup dalam-dalam aroma pagi yang membuatnya sedikit lebih tenang. Tetapi dari kejauhan, Rein merasa terkejut melihat sosok lelaki tampan dari jendela kamar yang mendekati rumahnya. Dengan rasa penasaran, Rein keluar kamar lalu menyambut kedatangan lelaki itu di depan pintu rumahnya. Semakin lelaki itu mendekat, Rein sangat takjub dan terdiam begitu mengenali sosok lelaki itu. Rein sama sekali tidak menyangka akan kedatangan sahabat masa kecilnya.  “Ya, itu Brian, sahabat kecilku” ujar Rein dalam hati.  Ketika kemudian dengan keramahannya, Rein mempersilakan Brian untuk masuk, tanpa ragu-ragu Brian langsung memilih duduk di bawah lantai yang beralaskan tikar pandan. Rein pun lalu turut duduk, dengan pandangan heran menatap Brian yang penampilannya sudah sedikit berbeda. Tidak heran jika penampilan Brian berbeda, Brian sudah tinggal di ko

KEMALIQ RANGET

  Kemaliq Ranget  Menelusuri dari googlemap, ada sebuah lokasi yang sedikit membingungkan, yakni pura Ranget. Setahu saya, di tempat tersebut tidak ada masyarakat yang beragama selain Islam. Lalu mengapa ada bangunan pura di tempat itu. Akhirnya saya mencoba menelusuri lebih jauh dengan datang langsung ke lokasi, dan mewancarai Kepala Dusun Ranget, Bapak Septori Wirawan.    Benar saja. Pak Kadus dengan tegas mengatakan bahwa warganya tidak ada yang beragama selain Islam. Persoalan pura Ranget menurutnya, merupakan konflik berkepanjangan antara masyarakat setempat sebagai pemilik dengan masyarakat pendatang yang mengaku memiliki sebidang tanah di seputaran kemaliq.  “Masyarakat setempat dan para ahli waris tidak pernah menjual tanahnya, tapi anehnya mereka sudah memiliki sertifikat tanah. Anehnya lagi, tanah tersebut juga dimiliki oleh sebuah perusahaan air minum daerah.” Ungkap pak kadus dengan wajah muram.   Kasus ini menjadi kian rumit dikarenakan banyaknya kepentingan yang masuk dan

"Kemaliq Ranget" tempat yang sakral di budaya Sasak

 Kemaliq Ranget  Tempat sakral di budaya Sasak  Penulis : Firyaal Qanitah  Kemaliq berasal dari kata “maliq” yang memiliki arti keramat atau suci, sedangkan Ranget adalah nama sebuah dusun yang terletak di desa Suranadi, kecamatan Narmada, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Seperti yang telah dijelaskan oleh narasumber Bapak Saptori Wirawan, bahwa kemaliq dianggap sebuah tempat yang sakral oleh leluhur setempat, tempat yang memilki energi positif dan dikenal sebagai tempat sakral yang digunakan para leluhur terdahulu untuk bertafakur. Adanya batu, air, pohon dan sebagainya menandakan adanya aktivitas bertafakur para leluhur zaman dahulu. Adanya bukti tersebut menunjukkan bagaimana  peradaban agama Islam di daerah ini berkembang dengan pesat, Penandaan bahwa kemaliq di Ranget adalah bangunan agama lain, itu bukanlah bukti bahwa adanya peradaban lain atau peradaban yang bukan Islam yang berkembang di pulau Lombok. Kemaliq ini di temukan dan diakui  kesakralannya sejak 1800 sekian, kesakr